Kamis, 04 April 2013

Aset Pemerintah Kabupaten Pacitan Mangkrak

Kabar Kota

            Kita semua sebagai warga masyarakat kota Pacitan pasti tahu pasar Baleharjo kan?? Yang dahulu disebut kondang dengan nama Pasar Tengah? Beberapa tahun yang lalu salah satu sentra ekonomi masyarakat ini hangus terbakar habis. Dan sekarang lahan itu menjadi salah satu aset Pemkab Pacitan.
            Desah yang terdengar di telinga masyarakat, bahwasanya lahan tersebut akan dimanfaatkan kembali. Namun jenis pemanfaatanya ini belumlah jelas, entah untuk sentra kuliner, pasar, ataupun semacam gedung pertemuan.
            Dikutip dari Jawa Pos edisi Rabu, 12 Desember 2012 , bahwa lahan bekas Pasar Tengah ini bakal mangkrak lama. Hal ini dikarenakan rencana pemanfaatannya yang belum jelas. Hingga berita diturunkan di edisi 12/12/12 ini, diterangkan bahwa lahan bekas Pasar Tengah kini sedang dalam tahap peroses studi kelayakan yang dilakukan oleh petugas Bappeda dan PM (Penanaman Modal), serta melibatkan juga beberapa satuan kerja lain di internal Pemkab.
            Dijelaskan selanjutnya, bahwa disisi lain Pemkab juga sudah berupaya untuk mencari bantuan dana untuk pembangunan lahan diatas lahan ini. Dimana petugas Bappeda dan PM melayangkan proposal permohonan anggaran kepada Pemprov Jatim. Nominalnya pun tidak main-main. Yakni 20 Miliar. Dana tersebut diharapkan dapat terealisasikan di tahun depan (2013).
            Sebagai masyarakat, kami hanya bisa menanti dan menanti pembangunan lahan yang cukup strategis tersebut. Karena disayangkan apabila letak lahan yang begitu dekat dengan jantung kota itu dibiarkan mangkrak begitu saja.


Dikutip dari Jawa Pos, edisi Rabu, 12 Desember 2012.

Dirikan Gairah Belajar dengan Strategi


            Ini merupakan hasil sharing Pacipin dengan beberapa pendidik di kota Pacitan. Ada ujaran yang mengatakan bahwa “ mengajar bukan hanya membagi ilmu, tetapi juga bagaimana membangkitkan gairah belajar siswa “ . Benarkah demikian menurut sahabat Pacipin?
            Nah ada beberapa strategi yang perlu dipraktikkan dalam rangka membangkitkan gairah belajar peserta didik. Agar proses pembelajaran menjadi efisien, sangat penting bagi seorang pendidik melakukan pendekatan. Cara mengajar yang tepat juga menentukan kualitas murid pada akhirnya.
            Sebagai pendidik, jangan menciptakan batas antara peserta didik dengan guru. Karena dengan menjadi labih dekat dengan murid, maka menjadikan guru lebih bisa mengerti apa yang diinginkan dan dibutuhkan peserta didik tersebut. Dengan begitu sebagai guru akan mengetahui metode apa yang tepat untuk diterapkan kepada mereka.
            Stratefi lain dengan menggunakan metode praktikum karena siswa cenderung cepat bosan dengan proses PBM dengan menggunakan metode klasik satu arah. Dapat menggunakan video, drama, kelas luar ruangan, dan permainan bisa menjadi kelas dan suasana belajar mengajar lebih hidup. Hal ini diharapkan semangat peserta didik akan bangkit kembali.
            Mengapa menggunakan strategi belajar? Jawabanya simple. Menerapkan strategi belajar dapat membentuk karakter dan kualitas murid. Namun jangan lupa menerapkan tanggung jawab dan kedisiplinan juga. Kemudian untuk yang paling akhir, pendidik harus melakukan pengamatan dan pengawasan. Yang Pacipin tulis diatas, merupakan tantangan bagi setiap pendidik. Sebab, kemampuan kognisi setiap murid belum tentu sama dan karakteristiknya juga berbeda-beda.

Burung Dalam Sangkar



Barat Kota -  Anda Pecinta Satwa Jenis “Burung” Peliharaan ??? Eitzzz,,jangan salah artikan terlebih dahulu kata didalam tanda kutip tersebut. Karena dalam perjumpaan kali ini Pacipin akan memberi informasi kepada seluruh sahabat-sahabat Pacipin yang ada di seluruh nusantara.
Saputra, Aji Budi. Ya, seorang mahasiswa semester empat prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini selain gemar merangkai dan belajar sastra Indonesia, juga gemar memelihara hewan peliharaan. Hewan peliharaan favoritnya yaitu BURUNG.
Kunjungan Pacipin pada Selasa, 02 April 2013 adalah kunjungan guna meng-ekspose kegemaranya tersebut. Ternyata kegemaran memelihara burung tersebut benar adanya. Sejumlah tujuh ekor burung Preci ( Bahasa Jawa ) telah menempati 7 dari 10 sangkar yang telah tergantung secara rapi diatap teras rumahnya.




Sedangkan menurut-nya 3 sangkar tersebut memang dibiarkan kosong, karena jika sewaktu-waktu ia mendapatkan burung lagi, maka sangkar tersebut siap dijadikan tempat tinggal baru bagi burung barunya. Preci yang depelihara berwana kuning dengan kombinasi warna hitam yang indah. Selain dari itu, suara kecauan preci peliharanya benar-benar memukau karena dalam kurun waktu kurang lebih 9 bulan hingga berita ini diturunkan, burung-burung peliharanya itu telah pandai berkicau.Menurutnya, preci-preci peliharanya itu diberi makan jenis “pur” yang bertekstur halus untuk menjaga pencernaanya.
Ternyata, kegemaran yang sama juga Pacipin temui dirumah sepupu dari Saudara Aji Budi. Sebut saja sepupu dia. Dicki memelihara berbagai burung juga dirumahnya. Ada burung kenari, Cendet ( Bahasa jawa ), Deron ( Bahasa Jawa ), dan Presi juga. Ketika Pacipin singgung mengenai burung cendet, Aji menuturkan bahwa makanan burung-burung ini berbeda-beda. Untuk jenis Deron, maka digunakan jagung sebagai makanan utama. Jenis Kenari, menggunakan pur dikombinasikan dengan dedaunan, kemudian untuk jenis Cendet, menggunakan pur dan jangkrik sedangkan untuk jenis Preci tetap sama menggunakan pur dengan tekstur yang halus.
Untuk Sahabat Pacipin yang ingin berkunjung sekedar untuk melihat, atau berminat untuk membeli dan memelihara burung-burung tersebut, dipersilahkan untuk langsung mengunjungi kediaman Aji Budi di Rt.01, Rw 11 , Sumber, Kecamatan Pringkuku. Tepatnya kurang lebih 20 meter dari Lapangan Bola Voli Sumber, Diatas Masjid pinggir Jalan Pacitan-Pringkuku.
Informasi lebih lanjut silahkan hubungi 0877.5846.5893 a.n. Saputra, Aji Budi.

Potret Teras Desa







Barat Kota – Keberadaan Cafe di kota Pacitan telah menjelajah seluruh lapisan kota. Tidak hanya di lingkup kota saja melainkan di pedesaan juga sudah terkena imbas budaya dunia metropolitan ini.
Cafe yang berdiri cukup bervariasi. Mulai dari berskala kecil, menengah, hingga skala besar. Semisal saja sebuah Cafe di kecamatan Punung yang mengatasnamakan “ LATANSA “ sebagai title-nya, kemudian “ MARCOPOLO” yang merupakan Cafe yang berdiri kokoh di daerah Tamperan tepatnya kanan jalan raya Pacitan-Pringkuku yang melewati wilayah daerah Dadapan, adalagi “ MENZA” sebagai Cafe tempat berkumpulnya remaja kota yang menyediakan beraneka hidangan yang ditambah dengan area Hotspot  sehingga menjadikan Menza sebagai kafe favorit remaja. Kemudian “ JETSKY “ yang berdiri tepat di depan sebuah radio kebanggaan kota Pacitan yakni Radio Gema Panca Arga atau masyarakat sering menyebut dengan nama RGPA ini juga selalu ramai didatangi pengunjung. Dan masih banyak lagi potret Kafe yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Pacitan.
Namun ada sebuah Cafe yang dahulunya pernah berdiri namun kini telah terbengkalai. Cafe yang menamakan diri-nya “ Teras Desa “ ini berdiri beberapa tahun yang lalu di wilayah desa Sedeng. Mungkin karena pemilihan lokasi yang kurang tepat dan kurang strategis, maka Cafe Teras Desa kini sudah tidak terpakai lagi.
Yang tertinggal sekarang hanyalah sisa bangunan – nya yang masih kokoh berdiri diatas bukit. Dengan jembatan, lapangan parkir yang masih terbilang baru, dan bangunan yang sepertinya masih layak pakai ini sekarang sudah terbengkalai.
Semoga nantinya Cafe Teras Desa bangkit kembali di tempat dimana ia dahulu pernah berdiri namun dengan konsep dan suasana baru untuk menarik minat pengunjung di siang maupun di malam hari.

Bangga Bayar Pajak




Barat Kota – Sebagai warga negara yang hidup di dalam masyarakat, tentunya manusia haruslah mentatai peraturan dan aturan yang berlaku. Baik yang berupa paraturan tertulis maupun tidak tertulis. Sangat banyak sebenarnya aturan yang harus dijalankan dalam bermasyarakat, karena pada hakikatnya aturan tersebut lah yang mengatur tata kehidupan dalam suatu hidup bersosial. Demikian halnya dalam penyelenggaraan pemerintahan yang juga memiliki aturan dan ketentuan tersendiri dalam pelaksanaanya.
Namun dalam praktiknya, aturan-aturan yang sedemikian banyaknya ini masih saja belum mampu dilaksanakan sebaik-baiknya. Entah apa penyebabnya, kesadaran diri mungkin yang paling penting dalam praktik taat-mentaati peraturan.
Padahal aturan-aturan dan ketentuan tersebut juga diperkuat dengan peringatan-peringatan dan pemberitahuan-pemberitahuan baik secara visual maupun non-visual.
Seperti yang terlihat di pinggir jalan raya Pacitan-Pringkuku ( Selasa, 02 April 2013 ) dimana telah divisualisasikan pemberitahuan dalam bentuk baliho besar yang isinya adalah mengingatkan warga masyarakat mengenai Pajak. Bahwa sebagai warga negara yang bertanggung jawab, maka akan bangga karena tertib membayar Pajak.
Untuk itu, diharapkan pemberitahuan ini dapat mengingatkan kepada seluruh warga masyarakat setempat khususnya maupun masyarakat  luas pada umumnya untuk membayar pajak rutin dan tepat waktu. Karena Pajak, Oleh – Dari dan Untuk Rakyat.