Rabu, 23 Januari 2013

Pencurian Timpa Sebuah TK



Waspada!!! Pencuri ada di sekitar anda!! Peristiwa pencurian kembali terjadi.Kali ini menimpa sebuah sekolah yakni TK Putera Harapan yang terletak di pinggir jalan Pacitan – Pringkuku (Selasa,15 Januari 2013).Tepatnya di Dusun Winong Desa Sedeng,Kecamatan Pacitan.Jawa Timur,Kejadian di siang hari itu menjadikan seorang guru sebut saja Bu “PTN” ( mohon maaf untuk nama lengkap tidak diizinkan )sebagai korbanya.
            Menurutnya,peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 W.I.B pada saat proses belajar mengajar telah selesai dan murid-murid sudah kembali ke rumah masing-masing.Hari itu PTN mengajar hanya ditemani 1 orang rekan kerja-nya karena rekan kerja yang satunya tidak masuk disebabkan ada kepentingan pribadi.Usai mengajar,PTN bersama sebut saja TR (mohon maaf untuk nama lengkap tidak diizinkan) pergi ke rumah Ibu Lurah untuk sebuah kepentingan.Kediaman Ibu Lurah pun juga tidak terlalu jauh dari instansi tersebut.Tas PTN berada di dalam kelas dengan posisi duduk berdampingan dengn tas milik TR.Pintu sudah terkunci namun jendela masih terbuka karena jika ditinggal biasanya jendela tidak ditutup.
            Sebelum berangkat menghadap Ibu Lurah,PTN sempat berpesan kepada seorang warga yang rumahnya di seberang sekolah.” Mbak,minta tolong.Saya akan menghadap Bu Lurah,nanti jika ada tamu tolong disampaikan” pesanya kepada tetangga sekolah.” Iya Bu,nanti saya sampaikan “ jawab nya.Akhirnya PTN dan TR berangkat.Tidak lama hanya berkisar sepuluh menit,kedua guru tersebut kembali ke sekolah dan alhasil PTN mendapati tas-nya telah raib,namun tas satunya lagi utuh tanpa tersentuh.
            Ditemui di sekolah oleh penulis,PTN memberi penjelasan pertamanya, ” memang di dalam tas tidak berisi uang yang berarti,namun surat-surat penting yang ada di dalam dompet saya,itulah nyawa saya sedangkan tas milik Bu TR saja yang berisi uang yang cukup banyak saja sama sekali tidak tersentuh dan masih utuh “ ujarnya sembari menitikkan air mata.Sudah sewajarnya bila ia menangis, karena perjuangan Beliau untuk pengangkatan yang tidak kurang dari 20 Tahun itu harus di uji lagi dengan peristiwa ini.
            Malam hari pukul 18.00 WIB, PTN dan suami kembali ke sekolah untuk mencari tas dengan harapan kali aja telah dikembalikan.Telah dilakukan survey dan pencarian terhadap lingkungan sekolah dan di dalam kelas namun hasilnya nihil. Kira-kira pukul 20.00 WIB,Bapak Lurah yang mendengar berita kehilangan tersebut,lekas berkunjung ke sekolah dan bertemu langsung dengan PTN.Beliau menanyakan kronologi peristiwa tersebut. “ kalau saya tidak perlu berlama-lama karena ini sudah termasuk tindakan kriminal.Pasti sudah dari tadi saya laporkan ke Polisi.Kalau hanya uang mungkin tidak perlu tergesa-gesa untuk melapor.Namun surat-surat penting yang ada dalam tas tersebut erat kaitanya dengan pemerintahan”. Akhirnya,PTN dan suami sepakat untuk melapor ke Kepolisian Sektor Pacitan.Hingga berita ini diturunkan, surat kehilangan sudah  ada di tangan PTN dan kejadian ini sudah  menjadi tanggung jawab Kepolisian.
Pertanyaanya ialah bagaimana bisa dengan kondisi pintu rapat terkunci,seseorang mampu masuk ke dalam kelas karena kecil kemungkinan bisa masuk melalui jendela depan karena posisi TK tersebut menghadap ke jalan raya dan perkampungan ramai?Jika melalui jendela belakang,tentunya tidak mudah jika tanpa bantuan benda layaknya tangga.Karena pondasi dan tembok yang cukup tinggi telah menjadi rintangan untuk mencapai celah-celah jendela belakang. Dan mungkinkah ada unsur direncanakan? Karena sadar ataupun tidak sadar, menentukan situasi kondisi tanpa pengintaian benar-benar tidak mudah.Apalagi hanya selang beberapa menit,barang telah musnah.

Hujan Tiba Cepat, Akses Jalan Terhambat





Desa – Hujan yang melanda sejumlah daerah baru – baru ini telah mampu mendatangkan sejumlah masalah. Mulai dari bencana banjir, hingga munculnya berbagai masalah lain yang datang akibat hujan yang terus menerus mengguyur berbagai wilayah di Indonesia.
Salah satu akses jalan di tanah kelahiran Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni tepatnya jalan yang menuju ke Rt 02, Rw 05, Dsn.Krajan III, Desa Sedeng, Kab/Kec. Pacitan  terbilang sangat parah dan benar-benar memperihatinkan. “Jangan lagi di musim hujan, ketika kemarau pun jalan masih sangat susah di lalui kendaraan karena masih berupa tanah lumpur dan berlubang.” ungkap Nur,seorang warga.(21/1/13)
.Kalaupun ada di bagian yang telah di- rabat, dengan intensitas hujan yang terus menerus mengguyur maka jalan tersebut menjadi sangat licin dan harus sangat berhati-hati untuk kendaraan yang masuk wilayah ini, Karena jika tidak, maka besar kemungkinan besar akan tergelincir dan terjatuh” tambahnya.
            Padahal, itulah satu-satunya akses jalan yang pada musim kemarau menjadi alur transportasi menuju bagian timur wilayah desa Sedeng. Jika dibandingkan dengan Jalur Lintas Selatan dan Jalur Pacitan-Solo, keadaan seperti sekarang ini sangat jauh berbanding terbalik. Apalagi pada musim hujan seperti sekarang ini, jalan yang sebagian besar masih berupa tanah itu berubah menjadi genangan lumpur dan sangat licin jika dilalui kendaraan roda dua. Sedangkan untuk kendaraan roda empat sudah tidak mampu lagi mencapai ujung timur perkampungan.
            Diharapkan kepada pemerintah daerah agar segera turun tangan mengatasi masalah jalan di wilayah timur desa Sedeng ini. Harapan masyarakat sangatlah besar agar pemerintah segera membangun akses jalan tersebut. Bukankah pemerintah daerah juga memiliki wewenang untuk selalu berusaha men-sejahterakan rakyat dan memajukan kehidupan  masyarakat ??? Semoga.