Jumat, 26 April 2013

PESONA KOTA

Barat Kota - Satu lagi keindahan di kota Pacitan. Selesainya sebagian dari Jalur Lintas Selatan yang menghubungkan antara kota Pacitan dengan daerah-daerah timur wilayah Jawa Timur dan baru-baru ini pantai Soge yang menjadi primadona masyarakat di daerah timur, di wilayah barat juga tidak kalah seru jika dilihat dari kacamata keindahan malam.

Tepatnya di Dusun Winong, Desa Sedeng yang jika dilirik dari sudut pandang medan, merupakan jalur yang menanjak dan berliku. Namun ada baiknya jika anda melihat keindahanya di malam hari. Keindahan tersebut dapat dipandang ketika anda berjalan di malam hari. Tugu perbatasan wilayah menjulang yang belum lama selesai dibangun ini menjadi salah satu daya keindahan barat kota.
Sinar dari lampu memancar dari sisi tugu menjadi pesona bagi anda yang ingin bersantai berkumpul bersama kawan dan rekan. Selain itu, dari titik-titik tertentu dapat dilihat pemandangan malam kota Pacitan yang dihiasi dengan indahnya lampu-lampu jalan dan bangunan.

Saat ini, kota Pacitan sangat jauh berbeda dengan yang dahulu. Hingga ada sebutan bahwa Kota Pacitan adalah kota terpencil, kota mati dan sebagainya. Kini, istilah tersebut harus kita kubur dalam-dalam. Karena seperti yang kita tahu, Pacitan adalah kota yang indah dengan panorama alam dan keindahan yang tidak ada duanya.

BERBULU DAN MENGGELIKAN

           
           Barat Kota - Ulat. Ya, siapa yang tidak mengenal binatang ini. Binatang yang bervariasi dari bentuk dan jenis ini membuat sebagian besar warga merasa geli dan bahkan takut. Bagaimana tidak, bulu ulat yang merupakan tameng/pelindung jika mereke merasa terancam ini mampu menjadikan seluruh tubuh gatal-gatal.
            Di Bangunsari (24/4/13) tepatnya di dusun Krajan, maraknya ulat bulu bisa dilihat di masing-masing pohon kedondong. Beragam ukuran namun satu jenis seakan menjadi sebuah keluarga besar yang berdomisili di setiap helai daun tanaman jenis itu. Pacipin sendiri belum mengetahui secara pasti ulat tersebut termasuk di dalam jenis ulat apa. Akan tetapi, kehadiranya membuat orang-orang sekitar pohon kedondong itu tidak berani berjalan di bawah rimbunya tanaman buah tersebut karena berjumlah puluhan bahkan ratusan. Dan mereka bisa saja sewaktu-waktu jatuh terkena angin yang menghempas dedaunan.
           Fenomena ulat tidak hanya ada di tanaman kedondong tersebut. Pohon akasia pun juga dihinggapi ulat. Akan tetapi jika dilihat dari bentuk dan ukuran, ulat ini terbilang lebih kecil dan tidak berbulu. “Ia” aktif memakan daun-daun akasia yang masih baru dan segar.
         Semoga saja ulat-ulat tersebut segera berubah bentu menjadi kupu-kupu sehingga kehadiranya bisa sedikit mengurangi jumlah mereka yang hingga kini belum bisa Pacipin hitung secara pasti.